BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Flores berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur,Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama
Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Daerah ini
termasuk daerah yang kering dengan curah hujan rendah, memiliki potensi
bidang pertanian yang rendah. Meskipun potensi di bidang pertanian
rendah, Flores memiliki potensi di bidang lain yang cukup menjanjikan.
Tetapi sayang, tidak banyak yang tahu mengenai potensi tersebut. Potensi
pariwisata dan budaya Flores dianggap akan dapat memakmurkan
perekonomian daerah Flores.
Daerah
Flores yang indah sangat mendukung untuk dikembangkannya pariwisata
disana. Ada banyak tempat-tempat indah di Flores yang bisa dikunjungi
oleh wisatawan, baik wisatawan luar negeri maupun dalam negeri,
misalnya Air Terjun Kedebodu/Ae Poro, Kebun Contoh Detu Bapa, Air Panas
Ae Oka Detusoko, Air Panas Liasembe dan sebagainya. Tetapi pengembangan
atas bidang ini masih sangat kurang.
Budaya
Flores yang beraneka ragam juga dapat menjadi daya tarik tersendiri
bagi para wisatawan. Aneka tarian, lagu daerah, alat musik dan berbagai
produk budaya lainnya merupakan kekayaan Flores yang menuntut warganya
untuk selalu melestarikannya. Upacara-upacara adat yang unik juga dapat
memberikan ciri khas bagi daerah Flores. Apabila potensi-potensi di
bidang budaya ini dikembangkan, akan dapat memajukan dan meningkatkan
perekonomian Flores di masa depan. Pembelajaran, pendalaman,
pengembangan dan pelestarian terhadap budaya-budaya Flores harus mulai
dilakukan sekarang, terutama oleh masyarakat Flores sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI
A. IDENTIFIKASI FLORES
I. SEJARAH FLORES
Nama
Pulau Flores mulanya berasal dari bahasa Portugis “Cabo de Flores” yang
berarti “Tanjung Bunga”. Nama ini semula diberikan oleh S. M. Cabot
untuk menyebut wilayah paling timur dari pulau Flores. Nama ini kemudian
dipakai secara resmi sejak tahun 1636 oleh Gubernur Jenderal Hindia
Belanda Hendrik Brouwer. Nama Flores yang sudah hidup hampir empat abad
ini sesungguhnya tidak mencerminkan kekayaan flora yang dikandung oleh
pulau ini. Karena itu, lewat sebuah studi yang cukup mendalam Orinbao
(1969) mengungkapkan bahwa nama asli Pulau Flores adalah Nusa Nipa yang
artinya Pulau Ular. Dari sudut Antropologi, istilah ini lebih bermanfaat
karena mengandung berbagai makna filosofis, kultural dan ritual
masyarakat Flores.
Sejarah
kependudukan masyarakat Flores menunjukkan bahwa pulau ini dihuni oleh
berbagai kelompok etnik yang hidup dalam komunitas-komunitas yang hampir
eksklusif sifatnya. Masing-masing etnis menempati wilayah tertentu
lengkap dengan pranata sosial budaya dan ideologi yang mengikat anggota
masyarakatnya secara utuh (Barlow,1989;Taum,1997b). Heterogenitas
penduduk Flores terlihat dalam sejarah asal-usul, suku, bahasa, filsafat
dan pandangan dunia.
Suku bangsa Flores dianggap merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Dikarenakan lokasi yang berdekatan dengan Timor, yang pernah menjadi Koloni Portugis, maka interaksi dengan kebudayaan Portugis pernah terjadi dalam kebudayaan Flores, baik melalui Genetik, Agama, dan Budaya.
II. KARAKTERISTIK GEOGRAFIS
Flores, dari bahasa Portugis yang berarti"bunga" berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur,Indonesia. Flores termasuk dalam gugusanKepulauan Sunda Kecil bersama
Bali dan NTB, dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Pulau Flores
bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat
pulau besar di Provinsi NTT yang merupakan salah satu provinsi kepulauan
di Indonesia dengan 566 pulau. Di ujung barat dan timur Pulau Flores
ada beberapa gugusan pulau kecil. Di sebelah timur ada gugusan Pulau
Lembata, Adonara dan Solor, sedangkan di sebelah barat ada gugusan
Pulau Komodo dan
Rinca. Sebelah barat pulau Flores, setelah gugusan pulau-pulau kecil
itu, ada pulau Sumbawa (NTB), sedangkan di sebelah timur setelah gugusan
pulau-pulau kecil itu ada kepulauan Alor. Di sebelah tenggara ada
pulau Timor. Di sebelah barat daya ada pulau Sumba, di sebelah selatan ada laut Sawu, sebelah utara, di seberang Laut Flores ada Sulawesi.
Pulau Flores ini dibagi menjadi sembilan kabupaten, sebagai berikut: Manggarai Barat dengan ibukota Labuan Bajo, Manggarai dengan ibukota Ruteng, Manggarai Timur dengan ibukota Borong, Ngada dengan ibukota Bajawa, Nagekeo dengan ibukota Mbay, Ende dengan ibukota Ende,Sikka dengan ibukota Maumere,kabupaten Alor dengan ibukota Alor,kabupaten lembata denagn ibukota Lembata, dan Flores Timur dengan ibukota Larantuka.


0 komentar:
Posting Komentar